Powered by Blogger.
RSS

Agar Tak Tertipu Dunia Internet


Judul Buku : Generasi Penipu
Penulis        : Sinyo
Penerbit      : Qibla (imprint PT BIP-Gramedia Grup)
Terbit          : 2014
Tebal          : xi + 75 Halaman
ISBN           :  978-602-249-510-9

Dewasa ini penggunaan internet sudah makin meluas. Dengan penyebaran daya jangkau handphone, masyarakat semakin mudah mengoperasikan internet. Maka pengguna internet di tanah air terus meningkat.

Kondisi demikian dibidik Sinyo, pemulis buku “Generasi Penipu”, dengan memaparkan dunia internet dari beragam sisi. Diawali bab pertama, mengulas Pornografi vs Penipuan. Di samping manfaatnya yang sangat positif bagi kehidupan manusia, internet juga berdampak negatif. Salah satunya adalah dampak meluasnya konten pornografi yang mudah diakses. Tanpa bisa dicegah, anak-anak di bawah umur dapat membuka link-link dengan unsur pornografi yang kental di dalamnya. Hal ini memberi kontribusi pada tingginya tingkat pelecehan seksual di kalangan anak-anak serta merebaknya seks bebas di kalangan remaja. Sungguh miris melihat fakta ini. Lalu siapa pihak yang bertanggung jawab untuk mencegah lebih merajalelanya dampak buruk ini? Buku ini mengurai, setidaknya ada 3 pihak, yaitu: pemerintah, individu atau organisasi non-pemerintah, dan yang terpenting adalah pihak keluarga.

Selain pornografi, dampak buruk lain, yakni: penipuan. Dari mulai skala kecil hingga kelas kakap. Yang dimaksud skala kecil yaitu penipuan yang dilakukan anak-anak atau remaja terhadap orangtua, guru, atau teman-teman, demi kemudahan ber-internet. Temuan yang diperoleh penulis dari hasil risetnya menunjukkan setidaknya hanya 3 dari 10 anak yang benar-benar jujur dalam ber-internet. Penulis yang bergiat di dunia internet, membeberkan bentuk-bentuk penipuan yang marak terjadi di lapangan.

Selain itu, penipuan skala besar terjadi dengan licinnya. Penulis mengungkap beberapa modus kejahatan yang dilakukan oleh para penipu, lengkap dengan data valid dan kronologisnya.

Maka, pornografi dan penipuan adalah dua hal yang paling membahayakan, yang mengintai putra-putri kita saat mereka ber-internet. Karena itu, para orangtua mau tidak mau harus membuka diri untuk melek teknologi, agar mampu melakukan pendampingan sehingga anak-anak ber-internet dengan aman dan sehat.

Pada bab 2, disampaikan sekilas sejarah internet. Dilanjutkan dengan pesona yang dimiliki internet. Yaitu adanya situs-situs berita yang menarik dan informatif, juga situs jejaring sosial yang sangat diminati. Sebagian besar pemakai internet di Indonesia (terutama lewat internet) hampir dapat dipastikan 99%-nya membuka situs jejaring sosial, selain game online, atau kegiatan ber-internet lainnya (halaman 37).

Situs tersebut memang menarik karena dilengkapi fitur-fitur yang sangat mendukung kegiatan interaksi antar sesama pengguna, baik sekedar mengobrol via chatting, membaca catatan/artikel yang disukai, menggelar promosi bisnis, hingga game online, dan banyak lagi lainnya.

Fasilitas game online pun menebar banyak pengaruh negatif, di samping sedikit nilai positifnya. Dalam buku ini dipaparkan mengenai dampak baik-buruk game online.

Memasuki bab 3, pembahasan mulai menyentuh tema pencegahan. Yang pertama, mencegah melalui jalan kejujuran. Peran orangtua untuk menjadi suri teladan bagi anak-anak, sangat vital. Contoh nyata dari sikap orangtua yang selalu bersikap jujur dapat membentuk pembiasaan pada anak untuk senantiasa berlaku jujur, termasuk dalam hal ber-internet. Demikian pula bagaimana lingkungan yang jujur akan turut berkontribusi dalam pembentukan karakter anak.

Bab terakhir, Bab 4, membahas tentang pendampingan. Tips praktis bagi para orangtua disampaikan gamblang sehingga diharapkan membuka wawasan mengenai ber-internet dengan bijak. Tips tersebut merupakan hasil pengamatan dan pengalaman penulis dalam mendidik anak-anak yang bermain internet di warnet miliknya, sekaligus kumpulan tips ketika menjawab berbagai pertanyaan dari mahasiswa atau orangtua yang belajar internet.

Buku ini recommended bagi para orangtua yang belum begitu paham mengenai seluk beluk internet. Penjelasan yang dikemas sederhana dengan bahasa yang ringan, tidak akan membuat pembaca merasa berat membacanya. Selain data-data valid dan hal-hal yang bersifat teknis, penjelasan dilengkapi pula dengan rujukan Al-Quran dan Hadits. Maka orangtua akan lebih menyadari tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik serta membimbing anak sebagai amanah Allah yang harus dijaga dan diselamatkan, agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang akan merusak akhlak mereka.

Mari selamatkan putra-putri kita agar pada masa datang terlahir generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.


#resensi ini dimuat di media wasathon.com pada tanggal 27 Februari 2014

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cinta Itu Butuh Kompromi


Judul Buku : Lupita: Lu Pikir Gua Pengemis Cinta?
Penulis        : Dian Kristiani
Penerbit      : Bhuana Sastra (imprint BIP)
Genre          : Romance Komedi
Terbit          : 2013
Tebal          : 278 Halaman
ISBN           :  978-602-249-393-8

Lupita, nama yang cantik, ternyata memiliki sejarah unik. Saat mengejan akan melahirkan, Mama Lupita meneriakkan kalimat: Lu pikir gua pengemis cinta..! Maka si jabang bayi diberi nama Lupita, singkatan dari kalimat yang diteriakkannya itu. Teriakan itu sendiri terlontar karena Papa Lupita kabur dan kawin lagi tepat pada hari tersebut.

Lupita kemudian hidup berdua hanya dengan mamanya. Luka yang dialami mamanya membekas di hati Lupita, dan menumbuhkan prinsip kuat bahwa Lupita tidak ingin menjalin hubungan dengan pria lokal, yang dianggapnya tidak setia. Pria bule saja-lah yang menjadi incaran Lupita, karena mereka romantis dan menghargai wanita. Itu kesimpulan Lupita dari hasil interaksi dengan bule-bule yang dikenalnya di lingkungan kerjanya.

Pucuk dicinta ulam tiba. Datanglah Corey dalam kehidupan Lupita. Setelah sebelumnya Lupita patah hati oleh Phil, pemuda New Zealand, kehadiran Corey membuat hidupnya berbunga-bunga. Hingga puncaknya, Lupita dilamar dengan cara sangat romantis, yang membuatnya klepek-klepek. Corey serius ingin menikahinya, dan mengajaknya tinggal di Australia.

Sayangnya, jalan tak semulus yang dibayangkan. Rintangan besar menghadang. Lupita galau. Untungnya ada Kian, sahabat Lupita sejak SMP, yang kehadirannya dengan gaya khas yang kocak, selalu menghibur. Lupita nyaman curhat kepadanya.

Dulu ketika SMP, Kian pernah menyatakan cinta kepada Lupita, namun ditolak. Berbilang tahun kemudian, Kian muncul kembali sebagai supplier kardus di tempat Lupita bekerja. Mereka kembali akrab. Sebatas sahabat, karena Kian telah beristri.

Kelanjutan kisah Lupita dengan cinta impiannya, sang cowok bule, juga dengan teman lamanya, diceritakan dengan bahasa yang ringan, diselipi bumbu kocak yang segar. Namun tidak mengurangi sisi romantisnya.
Sebagai novel debut, penulisnya berhasil menyuguhkan sebuah karya yang asyik untuk dinikmati. Sebelumnya, sang penulis, Dian Kristiani, dikenal sebagai penulis buku-buku cerita anak. Tak kurang dari seratus buku anak yang telah ditulisnya. Tetapi ketika menuangkan ide dalam novel dewasa, Dian tidak gagap. Cerita mengalir lancar, dengan gaya yang renyah.

Selain berisi adegan serta dialog yang lucu, kisah ini pun menampilkan sisi yang menyentuh, hingga boleh jadi akan membuat pembaca berurai air mata. Bagaimana perjuangan berat seorang ibu, diperlihatkan oleh sosok Mama Lupita. Tergambar betapa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya sungguh luar biasa. Bagian ini menyadarkan pembaca akan pengorbanan besar seorang ibu.

Setting Surabaya dan sekitarnya dideskripsikan dengan baik. Beberapa tempat yang menjadi latar, Museum Kesehatan, House of Sampurna, Pantai Kenjeran, hingga warung sego sambel di Sidoarjo,  dan tempat lainnya, seperti dihadirkan di depan mata. Begitu pun dengan kuliner khas, semisal: ote-ote, rengginang lorjuk, lontong kikil, diceritakan dengan baik sehingga pembaca bisa membayangkan citarasanya.

Latar pekerjaan Lupita yang bergerak di bidang furnitur, dipaparkan dengan detil yang menarik. Penulis cukup fasih dengan hal ini, sehingga cerita terasa hidup.

Sulit mencari kekurangan novel ini, karena dengan mengusung genre komedi romantis, novel ini telah berhasil menunjukkannya dengan baik. Komedinya benar-benar lucu dan tidak garing, serta romantisnya pun dapat. Mungkin bila dianggap sebagai kekurangan, maka selipan kalimat serta dialog berbahasa Inggris, agak kebanyakan, dan ini boleh jadi membuat pembaca yang tidak terlalu paham bahasa Inggris akan skip-skip bagian tersebut, sebab tidak ada terjemahnya. Memang bagi sebagian kalangan, bahasa Inggris yang dipakai itu sederhana dan familiar, namun jangan melupakan kalangan lain yang tidak begitu terbiasa berinteraksi dengan bahasa Inggris.

Pesan moral yang kuat tertangkap dari novel ini bahwa cinta tak melulu bicara tentang fisik. Ada yang lebih hakiki yaitu esensi bahagia dari kerja mencintai dan dicintai. “... Kalau Mama sih, yang penting bahagia. Buat apa cakep dan wangi tapi bikin makan ati... Jangan mencintai fisik. Fisik itu bisa berubah. Ibarat baju, kalo udah luntur warnanya, nggak lebih dari sekedar kain gombal.” (halaman 31)

Pesan lain bahwa perkawinan membutuhkan kompromi. “Perkawinan itu sebuah kompromi. Kita tidak bisa mengubah pasangan kita, yang bisa kita lakukan hanyalah berkompromi dengan semua sifat dan kebiasaannya.” (halaman 237). Dan bahwa dalam perkawinan, cinta bukan segalanya. “Kamu betul. Zaman dulu kami rata-rata menikah karena dijodohkan. Tapi kau lihat kan, kami langgeng. Nggak ada cerita selingkuh apalagi perceraian. Bandingkan dengan anak-anak muda masa kini, katanya menikah karena cinta. Tapi banyak yang bercerai, selingkuh, cinta macam apa itu? Cinta itu setia, hanya maut yang bisa memisahkan”.(Halaman 239).


Maka novel ini sangat direkomendasikan bagi para penyuka novel dengan tema ringan dan bahasa yang tidak berbelit-belit. Selain menyajikan rasa komikal, di dalamnya tetap mengandung pesan yang dalam. 

#resensi ini dimuat di media rimanews.com pada tanggal 20 Februari 2014

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mencintai Tuhan Dengan Berbagi Kepada Sesama



Judul Buku                :  3 Little Angels: Malaikat-malaikat Tak bersayap
Penulis                        :  Valencia Mieke Randa
Penerbit                      :  Qanita (imprint PT Mizan Pustaka)
Terbit                         :  Cetakan Pertama, Desember 2013
Tebal Buku                :  xvi + 203 halaman
ISBN                           :  978-602-9055-19-1
Harga                         :  Rp. 79.000

Sebuah kegiatan kebaikan yang dilakukan dengan tulus, akan berefek domino. Ia menggerakkan orang lain untuk turut serta bergiat melakukan kebaikan. Seperti yang dilakukan oleh Valencia Mieke Randa atau yang lebih dikenal dengan nama ‘Silly’. Gerakan sosialnya dalam bendera 3 Little Angels telah berhasil menggugah banyak orang untuk berbagi kepada sesama.

Dalam buku 3 Little Angels, Silly menuturkan perjalanannya hingga terbentuknya gerakan 3 Little Angels. Dimulai sejak mengalami kehamilan yang dua kali keguguran. Lalu pada kehamilan ketiga pun dokter menyarankan agar janin tidak usah dipertahankan karena sudah mengerut dan tidak berkembang. Silly mengidap toksoplasma dan kelainan darah (hyper agregasi thrombocytosis sejak lahir) yang menyebabkan darahnya mudah mengental sehingga suplai darah ke janin akan terhambat. Namun Silly dan suami memutuskan untuk mempertahankan janin tersebut.

Setelah bayinya lahir, Silly mengalami baby blues. Bayinya, Aurel, sakit-sakitan sehingga kondisinya sangat ringkih. Akhirnya Silly mengubur impiannya menjadi wanita karir yang terus melesat. Ia memutuskan berhenti kerja demi serius mengurus Aurel. Lalu lahir Andre yang memiliki gangguan autis dengan kategori high functioning autism. Terakhir lahir Hiroshi yang mengidap immune compromized, yaitu alergi berat bila salah memakan salah satu makanan. Di kulit Hiroshi akan muncul bercak-bercak merah hebat yang membuatnya rewel dan menangis terus menerus karena gatal tak tertahankan.

Meninggalnya ibu Silly kemudian, membuat Silly sangat terpukul, sampai Tuhan mempertemukannya dengan Nando, seorang anak yang menderita gagal ginjal dan infeksi usus, persis seperti ibu Silly. Silly pun tergerak untuk menyelamatkan Nando, yang disebutnya sebagai the second chance untuk menebus kesalahan kepada ibunya.

Bermula dari situlah, selanjutnya Silly terus fokus melayani Tuhan melalui sesama dengan membantu anak-anak yang sakit, terutama di bangsal anak RSCM. Ini tuturnya: Meskipun hanya sekadar bercerita ataupun mengajak mereka bernyanyi, tawa riang mereka itu kebahagiaan yang luar biasa bagiku, and it’s priceless (halaman 94).                                                     

Melalui twitter, Silly berkicau tentang keinginannya membuat acara sederhana demi mendatangkan sedikit senyum untuk anak-anak yang sakit dan kurang beruntung. Silly mengajak followernya bergabung. Dan, terciptalah “Christmas Magic for Kids”. Selain menghadirkan keceriaan bagi anak-anak di bangsal RSCM, juga secercah harapan bagi para orangtua bahwa mereka tidak sendiri. Ada Tuhan yang mendengar doa mereka dan mengantar kami semua untuk datang dan ikut berbagi sukacita dengan mereka.. (halaman 99)

Sejak itulah gerakan @3_Little_Angels lahir dan menjadi jembatan untuk menyalurkan kasih kepada anak-anak yang sakit di rumah sakit. Nama gerakan itu sendiri terinspirasi dari ketiga buah hati Silly yang istimewa. Oh God, betapa beruntungnya aku mempunyai ketiga anak yang luar biasa ini. Bagiku, mereka adalah malaikat. My 3 Little Angels (halaman 98).

Selanjutnya gerakan 3 Little Angels tetap konsisten dengan misinya membagikan cinta dan harapan bagi anak-anak yang sakit kronis dan berasal dari keluarga kurang mampu, tanpa memandang perbedaan agama, ras, dan status sosial. Silly menuturkan dinamika dan suka duka dalam melaksanakan kegiatan pendampingan bersama ‘pasukan’nya. Setelah Nando, ada Baby Triplets, yaitu bayi kembar tiga yang prematur dan ibunya meninggal saat melahirkan mereka. Ketiganya harus masuk inkubator dan mendapat perawatan intensif, dengan biaya sekitar 10 juta/hari. Lalu ada gadis kecil berusia 8 tahun bernama Grace, yang memiliki tumor di batang otaknya. Pengobatannya membutuhkan biaya ratusan juta. Setelah itu ada bayi Attala, 7 bulan, yang divonis leukemia. Dan banyak lagi.

Melalui buku ini, pembaca bisa melihat betapa tidak ada yang tak mungkin bila Tuhan menghendaki. Dengan niat tulus untuk berbagi kepada sesama, bukan tidak mustahil keajaiban Tuhan akan berbicara. Dana ratusan juta yang dibutuhkan, bisa terkumpul dalam waktu singkat, melalui dahsyatnya peran media sosial, dan tentu itu atas izin Tuhan. Kebahagiaan melihat senyum yang merekah di wajah orang-orang yang dibantu, merupakan kebahagiaan yang tidak terukur dengan kata-kata. Semakin banyak berbuat kebaikan, semakin bahagia hati dan terasa semakin cinta kepada Tuhan. Seperti yang diungkapkan Silly setiap ditanya mengapa punya passion yang begitu besar untuk menolong sesama, I’m falling in love with God, in every second.. and I do all these thungs, only to pease God, nothing else.. We only live once, I just wanna make my life worth for others (halaman 201).


#resensi ini dimuat di media indoleaeder.com pada tanggal 19 Februari 2014

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Stop Generasi Malin Kundang




Kisah legendaris ‘Malin Kundang’ sangat kuat menampilkan sosok anak durhaka. Meski terdapat pro dan kontra atas cerita ini, terkait kutukan yang ditimpakan oleh ibunya yang dinilai kejam, namun sepertinya semua sepakat bahwa Malin Kundang adalah stereotype anak durhaka.

Anak durhaka, menguarkan image sebagai pendosa tak terampunkan. Baginya, hukuman berat harus dijatuhkan. Tapi apa yang sebenarnya terjadi pada anak durhaka? Buku ‘Aku Pernah Durhaka’ mengulasnya dengan menarik.

Buku ini terbagi atas delapan bagian. Bagian satu dan dua, berisi penuturan kedua penulis buku ini tentang pengalaman masa lalunya. Sinyo dan Alby membagi masa lalunya yang kelam saat keduanya terkungkung dalam rasa benci kepada orangtuanya. Alby yang bertutur pada bagian satu, mengungkap sejarah dirinya, bagaimana rasa benci bermula lalu terus bersemayam, kemudian tubuhnya berontak dengan jatuh sakit berkepanjangan. Alur kehidupan Alby yang getir dengan segala dinamikanya, memberi pencerahan kepada pembaca tentang pergulatan batin seorang anak yang mendurhaka. Hingga kemudian rasa bencinya terkikis sedikit demi sedikit dan menumbuhkan semangat baru.

Sementara Sinyo yang berkisah di bagian dua, mengalami beberapa keanehan di masa kecil. Namun karena takut dianggap membual, Sinyo memilih diam dan menutup diri. Rasa benci kepada orangtua terus bertumbuh dalam dirinya dan bertahan hingga usia dewasa. Hingga akhirnya Sinyo berkonsultasi dengan psikolog guna mengurai masalah yang membelitnya. Lambat laun kesadaran pun muncul dan Sinyo menjalani hari dengan penuh cinta.

Bagian tiga, mengupas tentang durhaka dan penyebabnya. Bagaimana definisi durhaka menurut Islam dilengkapi dengan referensi Al-Quran dan hadits. Kemudian dipaparkan juga penyebab durhaka, dari sisi orangtua, lingkungan yang buruk, dan dari internal anak itu sendiri.

Bagian empat, lima, dan enam, membahas tentang bekal yang harus disiapkan untuk menjadi orangtua ideal. Pembahasan tersebut diawali dari jenjang pranikah, pernikahan, dan saat mendidik anak.  Lalu bab terakhir, bab tujuh, mengupas bagaimana menjadi anak ideal.

Buku ini recommended bagi para orangtua sebagai salah satu referensi dalam mendidik anak. Berbekal panduan ilmu mendidik anak yang sesuai dengan syariat Islam, diharapkan akan muncul generasi baru, sebuah generasi emas yang berkualitas. Dan proses menuju lahirnya generasi tersebut, membutuhkan kesabaran. Karena tidak ada hasil mendadak dalam mendidik anak.

Bagi mereka yang kini merasa kewalahan dengan perangai buruk putra-putrinya, jangan berkecil hati, pengalaman Sinyo dan Alby membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil untuk sebuah perubahan. Protes, penolakan, pembangkangan yang dilakukan, ternyata tidak mengabadi. Akan tiba masanya situasi menjadi baik. Para orangtua hendaknya bersabar dan senantiasa melangitkan doa demi kebaikan putra-putrinya, bagaimana pun kondisi mereka.

Demikian pun bagi anak yang merasa seperti Sinyo dan Alby di masa lalu, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Hidayah yang datang dari Allah, hendaknya segera ditangkap erat, jangan sampai terlepas lagi. Perlahan tapi pasti, kebencian yang meraja akan terkikis, seiring dengan kesadaran akan makna cinta dalam keluarga.  

Maka, hubungan baik dan komunikasi yang sehat antara anak dan orangtua merupakan kunci penting dalam sebuah keluarga. Senantiasa menggali ilmu demi memperkaya pengetahuan tentang pendidikan anak adalah hal yang mutlak harus dilakukan orangtua. Jangan ketinggalan, diiringi dengan kesabaran, serta kesungguhan berdoa kepada Allah. Bila itu semua dilakukan, Insya Allah, tidak akan ada lagi generasi Malin Kundang.

Judul buku      : Aku Pernah Durhaka
Penulis            : Sinyo dan Alby S.
Penerbit          : Qibla (imprint BIP – Kelompok Gramedia)
Cetakan          : Pertama, September 2013
Tebal              : x + 218 halaman
ISBN               : 978-602-8864-93-0

#Resensi ini dimuat pada tanggal 17 Februari 2014 di nabawia.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Destinasi Eksotis Wisata Salju Non-Eropa






Judul buku      : Rp3 Jutaan Wisata Salju: Kashmir, Himalaya, & India
Penulis             : Yoli Hemdi
Penerbit           : B-first (Lini Bentang Pustaka)
Cetakan           : Pertama, September 2013
Tebal               : x + 218 halaman
ISBN               : 978-602-8864-93-0



Menikmati pemandangan salju merupakan impian bagi banyak orang, terutama yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia. Sayangnya, perjalanan menuju negara-negara Eropa yang terkenal dengan keindahan saljunya yang menawan, membutuhkan biaya tidak sedikit. Namun jangan khawatir, impian tersebut tetap bisa terwujud tanpa merogoh kocek yang dalam. Yoli Hemdi telah membuktikannya. Catatan perjalanannya itu dibagikan melalui buku bertajuk “Rp.3 Juta-an Wisata Slaju: Kashmir, Himalaya, & India”.
Yang pertama harus diubah adalah mind set bahwa wisata salju itu identik dengan Eropa. Destinasi dialihkan ke Kashmir, Himalaya, dan India, yang memiliki keindahan salju lebih alami dan menakjubkan. Di Eropa, konon sudah banyak rekayasa tangan manusia. Selain kecantikan saljunya, di Kashmir, Himalaya, dan India juga terdapat jejak peninggalan budaya yang agung, seperti: istana-istana raja jaman dulu, benteng-benteng, masjid-masjid yang mengagumkan, juga situs-situs bersejarah.
Selama 17 hari, Yoli Hemdi pelesiran berwisata salju hanya dengan Rp.3 juta, bahkan bila Anda lebih cerdik lagi mengakali pengeluaran, bukan mustahil bisa kurang dari 3 juta rupiah. Tempat-tempat menakjubkan yang berhasil dikunjunginya: Danau Dal (danau terindah di dunia, lengkap dengan wisata shikara dan houseboat yang unik), Himalaya (pegunungan tertinggi di dunia), Rohtang Pass (puncak tertinggi Himalaya bagian India dengan pesona salju abadinya), Shimla (salah satu kota tertinggi di dunia), Jembatan Howrah-Kolkata (jembatan paling sibuk di dunia), selain juga naik gondola tertinggi di dunia di Gunung Gulmarg, serta menelusuri istana-istana, taman-taman, masjid, gereja, serta tempat memukau lainnya.
Yoli Hemdi juga memberikan informasi yang detil mengenai nama hotel-hotel lengkap dengan tarifnya, juga info kuliner yang dipertajam dengan info cita rasa makanan dan harganya, info tempat belanja disertai tips belanja cerdas, info lokasi fasilitas internet, info transportasi disertai tips cara memilih bus juga kondisi moda transportasi (bus, kereta api, mobil sewaan). Selain itu, info cuaca, etika budaya masyarakat setempat, pemberian tip, hingga rumus tawar menawar dipaparkan dengan komplet.
Buku setebal 218 halaman ini bisa dibilang panduan yang sangat lengkap karena mengupas seluk beluk perjalanan wisata ke Kashmir, Himalaya, dan India. Diperkuat dengan beberapa foto yang menampikan visualisasi keindahan panorama dan tempat, serta keunikan yang ditemui Yoli di perjalanan.
Tidak ketinggalan disampaikan juga informasi tentang VOA (Visa on Arrival) serta cara mengurusnya, tips dan trik perampingan biaya, cara memesan tiket, juga rincian pengeluaran harian yang detil sampai pembelian mi instan dan susu sachet. Dicantumkan juga beberapa pilihan paket tur lengkap dengan alamat dan biayanya. Pada bagian akhir bab, selalu ditampilkan ringkasan perjalanan pada hari tersebut
Gaya penyampaian buku panduan ini tidak menggunakan bahasa yang kaku. Dengan bahasa yang segar dan ringan, diceritakan juga beberapa pengalaman menarik dalam berinteraksi dengan sesama turis maupun masyarakat setempat. Hal ini bisa menjadi bekal informasi bagi para peminat wisata salju yang ingin melancong ke Kashmir, India, dan Himalaya.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS