Powered by Blogger.
RSS

Agar Tak Tertipu Dunia Internet


Judul Buku : Generasi Penipu
Penulis        : Sinyo
Penerbit      : Qibla (imprint PT BIP-Gramedia Grup)
Terbit          : 2014
Tebal          : xi + 75 Halaman
ISBN           :  978-602-249-510-9

Dewasa ini penggunaan internet sudah makin meluas. Dengan penyebaran daya jangkau handphone, masyarakat semakin mudah mengoperasikan internet. Maka pengguna internet di tanah air terus meningkat.

Kondisi demikian dibidik Sinyo, pemulis buku “Generasi Penipu”, dengan memaparkan dunia internet dari beragam sisi. Diawali bab pertama, mengulas Pornografi vs Penipuan. Di samping manfaatnya yang sangat positif bagi kehidupan manusia, internet juga berdampak negatif. Salah satunya adalah dampak meluasnya konten pornografi yang mudah diakses. Tanpa bisa dicegah, anak-anak di bawah umur dapat membuka link-link dengan unsur pornografi yang kental di dalamnya. Hal ini memberi kontribusi pada tingginya tingkat pelecehan seksual di kalangan anak-anak serta merebaknya seks bebas di kalangan remaja. Sungguh miris melihat fakta ini. Lalu siapa pihak yang bertanggung jawab untuk mencegah lebih merajalelanya dampak buruk ini? Buku ini mengurai, setidaknya ada 3 pihak, yaitu: pemerintah, individu atau organisasi non-pemerintah, dan yang terpenting adalah pihak keluarga.

Selain pornografi, dampak buruk lain, yakni: penipuan. Dari mulai skala kecil hingga kelas kakap. Yang dimaksud skala kecil yaitu penipuan yang dilakukan anak-anak atau remaja terhadap orangtua, guru, atau teman-teman, demi kemudahan ber-internet. Temuan yang diperoleh penulis dari hasil risetnya menunjukkan setidaknya hanya 3 dari 10 anak yang benar-benar jujur dalam ber-internet. Penulis yang bergiat di dunia internet, membeberkan bentuk-bentuk penipuan yang marak terjadi di lapangan.

Selain itu, penipuan skala besar terjadi dengan licinnya. Penulis mengungkap beberapa modus kejahatan yang dilakukan oleh para penipu, lengkap dengan data valid dan kronologisnya.

Maka, pornografi dan penipuan adalah dua hal yang paling membahayakan, yang mengintai putra-putri kita saat mereka ber-internet. Karena itu, para orangtua mau tidak mau harus membuka diri untuk melek teknologi, agar mampu melakukan pendampingan sehingga anak-anak ber-internet dengan aman dan sehat.

Pada bab 2, disampaikan sekilas sejarah internet. Dilanjutkan dengan pesona yang dimiliki internet. Yaitu adanya situs-situs berita yang menarik dan informatif, juga situs jejaring sosial yang sangat diminati. Sebagian besar pemakai internet di Indonesia (terutama lewat internet) hampir dapat dipastikan 99%-nya membuka situs jejaring sosial, selain game online, atau kegiatan ber-internet lainnya (halaman 37).

Situs tersebut memang menarik karena dilengkapi fitur-fitur yang sangat mendukung kegiatan interaksi antar sesama pengguna, baik sekedar mengobrol via chatting, membaca catatan/artikel yang disukai, menggelar promosi bisnis, hingga game online, dan banyak lagi lainnya.

Fasilitas game online pun menebar banyak pengaruh negatif, di samping sedikit nilai positifnya. Dalam buku ini dipaparkan mengenai dampak baik-buruk game online.

Memasuki bab 3, pembahasan mulai menyentuh tema pencegahan. Yang pertama, mencegah melalui jalan kejujuran. Peran orangtua untuk menjadi suri teladan bagi anak-anak, sangat vital. Contoh nyata dari sikap orangtua yang selalu bersikap jujur dapat membentuk pembiasaan pada anak untuk senantiasa berlaku jujur, termasuk dalam hal ber-internet. Demikian pula bagaimana lingkungan yang jujur akan turut berkontribusi dalam pembentukan karakter anak.

Bab terakhir, Bab 4, membahas tentang pendampingan. Tips praktis bagi para orangtua disampaikan gamblang sehingga diharapkan membuka wawasan mengenai ber-internet dengan bijak. Tips tersebut merupakan hasil pengamatan dan pengalaman penulis dalam mendidik anak-anak yang bermain internet di warnet miliknya, sekaligus kumpulan tips ketika menjawab berbagai pertanyaan dari mahasiswa atau orangtua yang belajar internet.

Buku ini recommended bagi para orangtua yang belum begitu paham mengenai seluk beluk internet. Penjelasan yang dikemas sederhana dengan bahasa yang ringan, tidak akan membuat pembaca merasa berat membacanya. Selain data-data valid dan hal-hal yang bersifat teknis, penjelasan dilengkapi pula dengan rujukan Al-Quran dan Hadits. Maka orangtua akan lebih menyadari tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik serta membimbing anak sebagai amanah Allah yang harus dijaga dan diselamatkan, agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang akan merusak akhlak mereka.

Mari selamatkan putra-putri kita agar pada masa datang terlahir generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.


#resensi ini dimuat di media wasathon.com pada tanggal 27 Februari 2014

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

Joe Ismail said...

yang penting kita selalu hati2 agar tidak tertipu

Post a Comment