Powered by Blogger.
RSS

Belajar Dari Becak



 Judul : Lesus dan Kisah Becak-becak
Penulis : Shabrina Ws
Genre : Fiksi Anak
Penerbit : Rainbow – imprint Penerbit Andi
Tahun Terbit :  2014
Jumlah Halaman : vi + 60 halaman
ISBN : 978-979-29-2181-6
Bacaan untuk anak selayaknya memberikan hiburan, membebaskan imajinasi, dan membawa pesan moral yang mendidik, tanpa terasa menggurui. Bukan hal yang mudah menggabungkan semua unsur itu dengan baik. Shabrina Ws, termasuk salah seorang penulis yang berhasil melakukannya. Bukunya yang berjudul “Lesus dan Kisah Becak-becak” membuktikan hal itu.
Diawali dengan keterkejutan sebuah becak saat ia bangun pagi. Becak kusam dan dekil itu tiba-tiba mendapati dirinya berubah. Ia dicat dengan warna hijau. Tidak ada lagi besi-besi berkarat. Atapnya diperbaiki. Busa joknya diganti dengan yang baru. Dan yang paling menyenangkan hatinya adalah ia memiliki nama. Lesus. (halaman 2)
Di pangkalan becak, teman-temannya mengira ada pendatang baru. Lesus tersenyum menjelaskan siapa dirinya. Hari-hari berikut dijalani Lesus dengan gembira, dengan keceriaan teman-temannya yang lain juga. Tapi, kemudian Kliwon muncul dengan murung. Ternyata ia merasa bosan menjadi becak. Rupanya ada taksi yang menghinanya. Kliwon sakit hati.
Hari berikutnya, datanglah pendatang baru, sebuah bentor. Bentor yaitu becak yang dimodifikasi menjadi becak motor. Semua becak menyambutnya dengan riang, tapi Kliwon tidak. Hal itu mengundang tanya Lesus dan teman-temannya. Kenapa Kliwon sinis dan ketus kepada Bentor? Padahal Bentor becak yang ramah dan bersahabat. Ia tidak sombong meskipun bentuknya lebih keren.
Pengalaman seru para becak ini sangat mengasyikkan. Anak-anak dapat berimajinasi tentang sebuah benda mati. Bagaimana interaksi sesama becak, maupun dengan manusia. Bahwa konflik terjadi di mana saja. Apakah akan berakhir baik atau buruk bergantung sikap kita, selalu memandang negatif ataukah mampu berpikir positif.
Percakapan para becak secara tidak langsung memberi rangsangan edukasi bagi anak-anak. “Pekerjaan apa pun, kalau kita mengerjakannya dengan senang hati, semua akan terlihat keren.” Kali ini Buldoser yang bicara (halaman 24).
“Kita semua kan sama. Yang membedakan adalah sikap dan perbuatan kita, baik atau buruk,” kata Bentor bijaksana (halaman 25).
Anak-anak diajak bergembira bersama para becak saat ada pawai yang hebat. Lalu mendapati hal-hal dan pengetahuan baru dari cerita Bentor. Serta turut merasakan resah dan gelisah ketika ada berita pelarangan becak.
Buku ini sangat layak direkomendasikan bagi anak-anak. Sebuah bacaan yang imajinatif sekaligus edukatif. 

#Resensi ini dimuat di duajurai.com pada hari Senin, 9 Maret 2015

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

7 comments:

Unknown said...

Wah berarti tokohnya mobil semuanya, bakalan suka nih De Rakey....semoga bisa punya bukunya, aamiin....

Ila Rizky said...

Adekku suka mobil. :D kali aja nanti suka sama buku ini. Nyoba nyari ah

Rahmi Aziza said...

waaah becak khas Indonesia banget ya mbaak

Linda Satibi said...

Mbak Lina, tokohnya bukan mobil, tapi becak..

Linda Satibi said...

hehe.. Ila juga nyangkanya ini mobil, ya? Tokohnya becak, La.. :)

Linda Satibi said...

Mbak Rahmi, iya ini khas Indonesia..
Makasii yaa, Mbak.. dah mampir.. :)

Unknown said...

sepertinya bacaan yang seru walaupun lembar nya hanya sedikit :)

Post a Comment