Judul
Buku : Catatan Hati Ibunda
Penulis : Asma Nadia, dkk
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Terbit : Cetakan Pertama, September 2013
Tebal
Buku : vii + 304 halaman
Ukuran : 20,5 cm
ISBN : 978-602-9055-19-1
Harga : Rp. 56.000
Menjadi seorang bunda
bukanlah tugas yang selamanya berhias senyum dan tawa. Adakalanya mata mendanau
diiringi hati yang pilu. Kecemasan, kekalutan, kekecewaan, ketakutan, bahkan
kehilangan, acap menghantui perjalanan membersamai anak-anak. Tidak sedikit
kemudian para bunda terserang stress dan mengalami depresi. Bahkan media massa
pernah memberitakan kasus beberapa bunda yang gelap mata hingga tega membunuh
anak kandungnya sendiri.. hii.. na’udzubillah.
Mengasuh dan mendidik
anak, yang merupakan amanah Allah, memang bukan pekerjaan ringan. Di dalamnya
ada beragam masalah yang penanganannya tidak bisa serupa bagi semua anak.
Karena masing-masing anak memiliki karakter yang berbeda. Ditambah kondisi
sosial dengan perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan komunikasi orangtua
dengan anak tak ayal mengalami gap.
Belum lagi masalah ekonomi yang kerap memperburuk kondisi psikologis sang
bunda. Hal ini potensial meletupkan friksi. Tidak sedikit orang tua yang mengerutkan
kening dan tak lagi mengguratkan senyum manis di bibir. Mereka kebingungan, butuh
referensi sebagai panduan. Sayangnya, sekolah menjadi orang tua pun tidak ada. Maka,
buku-buku parenting menjadi pilihan.
Di tengah maraknya
peredaran buku-buku parenting dengan beragam gaya penyampaian, hadirnya buku
‘Catatan Hati Ibunda’ merupakan pilihan yang baik. Ini adalah buku yang
menggerakkan. Tidak berjejal teori, tidak sarat petuah, namun bertabur hikmah.
Di dalamnya para bunda bertutur tentang rupa-rupa ujian dan tantangan yang
mengepung keseharian mereka.
Kisah dibuka dengan
tuturan Asma Nadia, penggagas buku ini, berupa pengakuan bahwa dirinya bukanlah
sosok bunda idaman. Membaca kisah ini, saya merasa, ini gue banget... J Bukan ratu dapur, juga tidak terampil
beberes rumah. Bagaimana Asma Nadia menyikapi hal ini, sangat menarik untuk
disimak dan direnungkan.
Berturut-turut mengalir
cerita tentang bunda yang butuh kesabaran berkarung-karung tatkala menghadapi
ulah si kecil, yang terperangah mendapati ananda berbohong, yang mengalami
kepanikan ketika mendadak buah hati didera sakit, yang merasa sedih dan
bersalah saat ananda berada di ambang remaja dan melakukan hal yang tak pantas,
serta aneka kondisi lainnya, sampai masalah bunda yang menghadapi pernikahan
yang berujung perceraian.
Tidak hanya bunda yang full IRT namun para bunda wanita karir
pun turut berbagi cerita. Salah satunya, ketika seorang bunda mendapat tugas
dinas ke luar kota dari kantornya, apa
yang terjadi dengan si kecil-nya yang ditinggal dengan pembantu yang baru
seminggu bekerja di rumahnya? Sungguh sebuah pengalaman mencekam yang penuh
hikmah.
Salah satu ungkapan
favorit saya dalam buku ini adalah bahwa mengasuh anak itu tidak sesederhana
deret angka, yang berurut, tertata, terduga, dan terencana. Dan berikut ini paragraf yang indah serta
bermakna dalam. Terminal bernama keluarga
ini tentu saja tak hanya punya angka-angka pengatur jadwal agar kendaraan
datang dan pergi tepat waktu. Ada ruang tunggu di sini, tempat jeda yang menepi
dari putaran waktu. Tak perlu tergesa karena tempat singgah ini menampung
penat, gelisah, cemas, dan semua rasa yang punya nama. Karena kita tumbuh terus
dan mendialogkan rasa. Karena kita bukan deret angka yang sempurna (halaman
25).
Ada beberapa kisah
dengan tema berbeda yang memperlihatkan betapa dahsyatnya kekuatan doa. Salah
satunya terdapat dalam kisah menyentuh tentang sebuah harap dari seorang single parent untuk bisa mendapatkan
ayah yang baik bagi buah hatinya. Ia seorang perempuan sederhana, yang merasa
tidak memiliki apa-apa selain doa-doa dalam sujud panjangnya di keheningan
malam. Doa yang tak putus-putus senantiasa berbaris menuju langit meniupkan asa
demi kebahagiaan keluarga kecilnya yang saat itu timpang akibat perceraian yang
tak terhindarkan. Kisah ini bertenaga, ia menguatkan, ia mengajarkan kesabaran
untuk tak lelah menyusun doa. Sungguh Allah Maha Mendengar.
Tak ketinggalan, bunda
yang telah lansia turut berbagi cerita. Diawali pernikahan yang dikategorikan
terlambat oleh masyarakat, yaitu saat usia di ambang kepala empat. Maka
membesarkan dua buah hati dalam usia yang tak lagi muda, memiliki tantangan
tersendiri. Subhanallah, bunda ini punya kesabaran nyaris tak berbatas, tatkala
putri bungsunya senantiasa memendam iri kepada kakaknya. Bermacam tingkah polah
si adik hanya mampu membuatnya mengurut dada. Bagaimana perjalanan hidup sang
bunda bersama kedua putrinya juga suami yang menuju renta, akan membukakan mata
hati pembaca dan memberi pencerahan.
Seluruhnya ada 19 kisah
yang masing-masing memberikan pengalaman rasa berbeda yang membekas di hati.
Saya tersenyum, tergelak, tercekat, terbelalak, tersentuh hingga berurai air
mata bersama buku ini. Benarlah kiranya apa yang tertera mengenai buku ini. Sungguh, tulisan ini HARUS dibaca oleh
setiap ibu rumah tangga. Sebab akan membuat setiap ibu merasa jauh lebih baik
dan bisa melihat potensinya lebih tinggi dari seharusnya. Sungguh, tulisan ini
juga WAJIB dibaca oleh setiap suami atau bapak rumah tangga, sehingga karenanya
bisa semakin bersyukur dengan pasangan yang dimiliki (halaman 2).
Keragaman cerita
menjadikan buku ini kaya warna. Tempat tinggal para bunda tersebar di beberapa
pulau di tanah air hingga manca negara. Latar finansial, dari yang mapan hingga
yang kekurangan. Background pekerjaan, meliputi ibu rumah tangga juga para
wanita karir. Usia pernikahan, mulai yang masih terhitung pengantin baru hingga
yang berbilang lebih dari sepuluh tahun. Keutuhan rumah tangga, tidak hanya
yang lengkap namun juga yang terseok dalam keretakan.
Maka buku ini
benar-benar very recommended.It’s a must
read book, tidak hanya bagi ibu dan bapak rumah tangga, namun sangat baik
juga bagi para calon ibu dan bapak rumah tangga, karena ada sangat banyak
pembelajaran di dalamnya. Pemaparannya pun dilengkapi dengan petikan ayat suci
Al-Quran dan hadits yang relevan, serta quote-quote yang penuh motivasi. Dengan
bahasa yang ringan, mengalir, dan terangkai indah, menjadikan buku ini
menyenangkan saat dibaca. Pilihan katanya terjaga, susunan kalimatnya tertata,
membuatnya jauh dari kesan membosankan.
Ke-19 kisah ini,
beberapa ditulis oleh sejumlah penulis ternama. Sebut saja di antaranya: Sinta
Yudisia, Sofie Dewayani, Novia Syahidah, Beby Haryanti Dewi, Tria Barmawi, dan
tentu Asma Nadia. Ingin tahu selengkapnya mengenai kisah-kisah inspiratif ini?
Temukan dalam buku “Catatan Hati Ibunda” yang tersedia di toko-toko besar di
kota Anda. Covernya yang khas, menampilkan Asma Nadia, kali ini bersama kedua
buah hatinya, tidak akan membuat Anda kesulitan mencari buku ini di deretan
buku lainnya pada rak buku di tobuk yang Anda kunjungi. Tersedia juga fasilitas
belanja online dengan meng-klik www.tokoasmanadia.com atau mengirimkan sms pesanan ke 085218683858 (Agung Pribadi) Pin BB: 2966FE83.
Semoga pembaca dapat meraup kebaikan dari buku ini. Termotivasi agar senantiasa terlecut semangat untuk meng-up grade kualitas diri. Sehingga sebentuk senyum manis akan senantiasa melengkung di bibir para bunda.
Gambar diambil dari sini |
*) Resensi ini diikutsertakan dalam Lomba Resensi Buku Asma Nadia Publishing House
Resensi ini juga di posting di Kompasiana dan di note facebook
Resensi ini juga di posting di Kompasiana dan di note facebook
15 comments:
waaaahhhh blognya benar-benar bak perpustakaan..... :-D
sukaaa.... sekali mengunjungi blognya mbak Linda Satibi ini ^^
Aku jadi pingin baca, sdh punya tapi belum sempet. Oh, maafkan aku ya buku cantik ;)
BTW, Sukses yaaa, semoga menaang :)
ada e-booknya ga ya?
Lagi kena penyakit "malas bawa buku", Tapi kepengen baca buku ini :(
Harus baca buku ini nih...
sepertinya menarik ya mba,,semoga sukses GA ny ya mba,,
makasiiih yaa Mbak Icha dah mampir.. ini perpustakaannya masih baru.. masih lengang.. :)
Mbak Tanti, makasiih dah berkunjung.. nanti main2 lagi yaa.. :)
Mbak Noe, makasiiih doanya..
Aamiin..
Mbak Novia, kayaknya ga ada versi e-book nya.. versi cetak aja, jadi ga usah buka2 gadget.. :)
Mbak Heni.. iya, ini buku bergizi, sangat baik dikonsumsi.. :)
Mbak Tita, makasiih yaa..
Sukses jg yaa buat Mbak..
Ah, ini yang saya butuhkan, penyegaran dan pencerahan. Masuk list bulan depan nih bukunya. makasih sharingnya mba Linda Satibi
mak Linda bagus resensinya ^^ jadi tertarik sama bukunya nih..
semoga menang ya Mak :)
Post a Comment