Kita sudah sering
mendengar bahwa lingkungan sangat berpengaruh bagi gerak langkah kehidupan
seseorang. Dalam konteks pola asuh anak, pendidikan yang ditanamkan di rumah,
dapat tercerai berai manakala anak jatuh di lingkungan yang salah. Maka peran
lingkungan demikian signifikan dalam pembentukan sikap seseorang.
Tidak terkecuali dalam sikap
terhadap buku. Seorang penyuka buka, gemar membaca, bila berada di lingkungan
yang acuh tak acuh pada buku, maka berpengaruh pada kualitas bacaannya.
Sebaliknya, bukan tidak mungkin, seorang yang tidak menaruh perhatian terhadap
buku, akan berbalik cinta buku, ketika berada di lingkungan penggila baca.
Poor
me...
saya justru berada di lingkungan yang abai buku. Ini terjadi pada masa kuliah.
Masa kecil saya dikelilingi buku. Meski kehidupan keluarga amat sangat
sederhana secara ekonomi, sehingga buku merupakan barang mewah, tapi saya dan
kakak saya aktif menjadi pelanggan setia rental buku. Kami menyisihkan uang
jajan, demi bisa menyewa buku. Agar buku yang dibaca bisa lebih banyak namun
dana yang dikeluarkan minimalis, kami menyiasatinya dengan saling menukar
sesama penyewa. Selain menyewa di rental buku, kebetulan ada beberapa teman
orang kaya yang baik hati meminjamkan koleksi bukunya, karena tahu kami pecinta
buku dan bisa merawat buku yang dipinjam dengan baik.
Namanya juga anak-anak,
yang digemari adalah buku-buku yang seru. Kebanyakan karya Enid Blyton. Seluruh
seri Lima Sekawan, saya lahap habis. Wah benar-benar bisa lupa waktu kalau
sudah berasyik masyuk dengan George dan sepupu-sepupunya itu. Lalu seri yang
lain: Pasukan Mau Tahu, Sapta Siaga, Malory Towers, Si Badung, terus apa lagi
yaa..? Oh ya, Si Kembar yang St.Clare... terus.. lupa lagi deh. Selain itu,
saya babat juga serial Trio Detektif-nya Alfred Hitchcock dan serial detektif
Hardy Boys. Tidak ketinggalan komik-komik Tin Tin, Asterix, Smurf, Lucky Luke,
dll.
Ditambah dengan buku-buku cerita keluaran diknas (dulu Departemen P dan K)
yang ada di perpustakaan sekolah. Pengarang yang paling aku ingat adalah:
K.Usman. Wah.. kalau semua buku itu
dibeli, bisa-bisa keluarga kami nggak makan bertahun-tahun... haha..
Menginjak masa remaja,
saya akrab dengan kumcer Anita Cemerlang. Beberapa penulis favorit yang saya
ingat, Nestor Rico Tambunan, Nurul Inayah Aka, Emji Alif, Zara Zettira Zr terus
siapa lagi yaa..? Dari majalah Gadis, yang saya ingat ada Leila S.Chudori dan
Laily Lanisy. Di bangku SMA, perpustakaan sekolah saya mengoleksi novel-novel
Marga T dan Mira W. Semua yang ada di perpustakaan, tak ada yang terlewat dari
mata saya. Begitu juga novel-novel Agatha Christie dan Sidney Sheldon. Dan
seperti kebanyakan remaja kala itu, saya ngefans juga pada Serial Lupus-nya
Hilman Hariwijaya.
Oh ya, sejak kecil saya
juga akrab dengan karya-karya sastra lama. Bangsanya Siti Nurbaya,
Harimau-Harimau, Robohnya Surau Kami, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, dan
banyak lagi, saya nikmati semua. Dan bukan hanya saya, tapi Ibu beserta
kakak-kakak saya pun sama menikmati. Sehingga keluarga kami yang Sunda, sangat
akrab dengan istilah ninik-mamak, beradat berlembaga-adat basandi syarak,
syarak basandi kitabullah. Ya, karena karya-karya sastra lama memang didominasi
oleh pujangga ranah Minang.
Menginjak bangku
kuliah, teman-teman saya, lebih menaruh perhatian pada fashion dan musik. Maka
rantai lingkaran buku saya pun seolah terlepas. Saya pun beralih lebih
memperhatikan musik, meski sejak SMA pun sudah mulai menyukai musik, namun
ketika masa kuliah, lebih-lebih lagi.
Bukan berarti saya
benar-benar tidak lagi membaca buku, hanya antusiasme saya dalam berburu buku
semakin berkurang. Dan ini terus berlanjut hingga masa saya menjadi emak.
Dengan kesibukan mengurus si kecil dan suami, saya nyaris tidak lagi up date pada kabar tentang buku-buku.
Ditambah kesibukan dalam pekerjaan, semakin menjauhkan saya dari buku.
Kini, setelah berbilang
tahun, melewati lebih dari satu dasa warsa, saya mulai bersentuhan dengan dunia
maya. Melalui facebook, saya berkenalan dengan teman-teman penulis. Ini seakan
membangkitkan memori lama yang tersimpan di alam bawah sadar, bahwa saya adalah
pecinta buku. Saya pun bergabung dengan Komunitas Penulis. Di dalamnya
mengupas, mengulas, mambahas buku. Saya pun merekatkan kembali serpihan cinta
saya pada buku, dan serasa menemukan cinta lama yang pernah terkubur.
Kadang saya merasa
begitu banyak ketinggalan dibanding teman-teman. Tentu saja, saya mengalami
masa blank buku demikian
panjang. Saya terlewat amat sangat
banyak. Seringkali terasa nelangsa,
ketika teman-teman membincang buku tertentu, dan saya hanya bisa menyimak, lalu
diam-diam melipir mencari tahu lewat Mbah Gugel.
Maka, benarlah adanya,
lingkungan sangat berpengaruh. Saya telah membuktikannya. Sekarang, rak buku
adalah harta berharga saya. Saya mulai mengisinya perlahan. Tidak ada kata
terlambat, bukan?
6 comments:
wiih sudah banyak tuh.. duh pengen punya rak seperti itu.. punya saya salah beli.. lemari buat majang barang pecah belah hehe.. jd ya banyak ruang yang tersisa ga maksimal bwt nyimpan buku.
Mbaaa... Bukunya banyak beneeeer.... ynt belum punya rak buku khusus. Jadi deh bukunya ditaruh di mana bisa ditaruh. Ihiks.
Alhamdulillah sekarang punya suami yang mendukung penuh kesenangan ynt membaca. Kalau dulu suka diomelin ortu juga beli buku mulu :D
oh iya, mbak binta.. aku masih inget lemari kacanya, pernah diposting di BAW kan? Ini jg aku maksain banget beli rak buku.. :)
Itu bukuku digabung sama buku anakku.. hehe.. jadi kelihatan banyak, Abisnya daripada brantakan di mana2, ya udah digabung aja.. :)
Wah, bukunya banyak, Saya lemari ada 3 Mbak. Masing-masing, khusus buku-buku saya, suami, dan Nai. Jadi nggak campur-campur. Ada lagi rak buku gede buat buku-buku jadul yang dulu dikardusin, ada majalah-majalah, tabloid, koran, dll. Walaupun udah punya rak buku gitu, buku masih saja ditemukan berantakan di setiap sudut rumah, kec kamar mandi hehehe... kebiasaan kami nenteng buku kemana2 :)
Wah hebat ada 3 rak buku.. saya cuma satu ini. Karena pernah pindah rumah dengan packing yang nggak rapi, akhirnya banyak buku yang tercecer. Belum lagi para peminjam yg tega nggak ngembaliin, sementara saya pun lupa.. huhuu..
Post a Comment