Judul Buku : Cinta & Harapan di Masa Tua
Penulis : Naqiyyah Syam
Penerbit : Jendela – lini Zikrul hakim
Terbit : Cetakan I, Juli 2013
Tebal Buku : 256 halaman
ISBN : 978-979-063-814-3
Menjadi tua
adalah sebuah kepastian. Siklus hidup akan tiba pada fase tersebut. Beragam
kondisi terjadi pada masa tua, seperti: kondisi fisik menurun, mudah
tersinggung, dan tidak sedikit yang kembali menunjukkan perilaku kanak-kanak,
semisal: ingin dimanja dan diperhatikan, sering ngambek, bahkan mengompol di
tempat tidur. Seperti yang termaktub dalam Q.S.36:68, Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia
pada awal kejadiannya. Maka mengapa mereka tidak mengerti? Makna petikan
kalimat dikembalikan pada awal kejadian
adalah kembali menjadi lemah dan kurang akal seperti anak kecil.
Buku “Cinta
& Harapan di Masa Tua” yang ditulis Naqiyyah Syam dan kawan-kawan
mengungkap beragam kisah tentang lansia (lanjut usia). Kisah-kisah yang sarat
dengan hikmah. Pembaca diajak untuk menelusuri bagaimana para lansia menjalani
hidup, dan bagaimana sikap kita bila hidup berdampingan dengan mereka.
Salah satu kisah
yang mengharukan dituturkan Ella Sofa yang mengurus dan merawat ibu angkat yang
dipanggilnya Ma’e. Ma’e adalah seorang ibu yang tulus merawatnya sejak kecil
dan terus membersamainya hingga lahir dua orang cucu. Hari-hari terakhir Ma’e
kerap membuat jengkel. Tubuh rentanya seperti tak mau tahu tentang apa-apa, bahkan
tentang keadaannya sendiri. Ia hanya berbaring dan mengeluarkan lenguhan agak
keras, menandakan ia butuh bantuan.
Mengurus Ma’e
laksana mengurus bayi. Setiap habis mengompol atau buang air besar di kasur,
Ella membasuh tubuh Ma’e dengan air hangat, dan memakaikan kembali baju yang
bersih, lalu mengganti kain perlaknya. Begitu pula saat dimandikan dan
rambutnya dikeramas, semua seperti perlakuan terhadap bayi.
Padahal dulu
Ma’e seorang wanita yang kuat. Ia gesit berjualan juga menerima jahitan. Bahkan
saat beranjak senja, masih sigap mengurus cucu. Namun menjelang akhir usianya, semua
berubah. Selain fisiknya yang lemah tak berdaya, emosinya pun kerap tak
menentu. Mudah tersinggung dan seenaknya sendiri. Dengan kesibukannya sebagai
wanita bekerja dengan beragam aktivitas soaial lainnya, Ella berusaha ikhlas
merawat Ma’e meski sesekali dihinggapi perasaan kesal. Dan saat Ma’e pergi
untuk selamanya,hanya kebaikannya yang terkenang dan doa tulus mengiringi,
semoga Allah menempatkan Ma’e di surga.
Tidak hanya
kisah mengharu biru, ada juga kisah anak yang tidak memedulikan orangtuanya
saat memasuki masa lansia. Nunik Utami menceritakan tentang tetangganya yang
sering membentak dan berlaku kasar kepada ibunya, yang bernama Mbah Suli. Si
anak mengganggap Mbah Suli sebagai beban. Disebutnya Mbah Suli sebagai nenek
yang cerewet dan susah diatur. Tingkahnya seperti anak kecil, suka menangis dan
merajuk. Padahal itu tidak sepenuhnya benar.
Akhirnya Mbah
Suli pergi dari rumah anaknya itu. Ia diusir anaknya sendiri. Hingga pada suatu
subuh, anaknya menjerit-jerit di gubuk Mbah Suli. Mbah Suli terbujur kaku,
dengan badan yang dingin, tapi napasnya masih ada. Pada saat itulah, untuk
pertama kalinya, semua orang melihat si anak benar-benar mengurusi Mbah Suli,
sambil menunggu kondisinya membaik. Namun menjelang magrib, Mbah Suli mengembuskan
napas terakhir. Si anak menangis tiada henti. Ia merasa sudah menyia-nyiakan
ibunya sendiri. Penyesalan memang selalu datang terlambat.
Seluruhnya ada
19 kisah dalam buku ini. Kesemuanya membawa kita pada perenungan akan suatu
fase yang pasti kelak dihadapi, yaitu masa lanjut usia. Bila saat ini mendapat
kesempatan mendampingi dan merawat lansia, maka sesungguhnya itu adalah
kesempatan emas untuk menunjukkan bakti kepada orangtua maupun siapa saja yang
sudah berusia senja. Kesempatan tersebut merupakan ladang amal kebajikan,
karena mendampingi lansia membutuhkan kesabaran berlipat. Juga menyadarkan kita
bahwa mereka butuh kasih sayang, pengakuan, dan penghargaan di hari-hari akhir
hidupnya.
Perintah Allah
untuk berbuat baik kepaada ayah dan ibu, dapat dilihat pada Q.S.17:23-24. Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada
keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan
penuh kasih sayang dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya
sebagaimana mereka berdua menyayangiku pada waktu aku kecil.
Selain memuat
beragam kisah inspiratif, buku ini pun menyertakan tips dan panduan mendampingi
lansia. Ada tips merawat lansia, tips menjadi pendengar yang baik, tips ketika
terjadi konflik, tips merawat orangtua yang lumpuh, dan tak ketinggalan tips
menu sehat untuk lansia.
0 comments:
Post a Comment