Judul : Gerbang Trinil
Penulis : Riawani Elyta dan Syila Fatar
Genre : Science-fiction
Penerbit : Moka Media
Tahun Terbit : Oktober 2014
Jumlah Halaman : vi + 296 halaman
ISBN : 979-795-874-4
Penulis : Riawani Elyta dan Syila Fatar
Genre : Science-fiction
Penerbit : Moka Media
Tahun Terbit : Oktober 2014
Jumlah Halaman : vi + 296 halaman
ISBN : 979-795-874-4
Pada
umumnya, gadis-gadis remaja zaman sekarang gemar membicarakan hal-hal seputar
mode, trend terbaru, asesoris, musik, boy band, drama Korea, dan tentu saja,
cowok keren. Meski ada segelintir di antaranya yang lebih memilih berkutat
dengan buku dan pengetahuan. Gadis model ini akan dianggap aneh, apalagi bila
minatnya pada hal yang justru tidak disukai teman sebayanya, semisal: Sejarah.
Seperti Areta, gadis manis yang
duduk di kelas dua SMA, dan tergila-gila pada sejarah, khususnya pada fosil.
Dunia Areta berputar pada buku dengan perpustakaan menjadi orbitnya. Ia
meminjam buku hampir setiap hari. Saat jam istirahat pun, ia asyik berkelana di
dunia maya, menelusuri informasi terkait sejarah dan fosil. (halaman 6)
Areta
pun kerap chatting dengan Harry Dubois,
cicit Eugene Dubois yang menemukan fosil terbanyak di Pulau Jawa. Dari hasil chatting-nya itu, Areta mendapat
informasi bahwa fosil Pithecanthropus
yang ditemukan ayah Harry di Trinil ternyata alien. Tentu saja ini
sangat mengejutkan Areta. Apalagi informasi ini masih dirahasiakan oleh ayah
Harry kepada khalayak. Areta ingin
menelitinya lebih lanjut. Ia ingin pergi ke Trinil saat liburan. Kebetulan
neneknya tinggal di Trinil.
Sayangnya,
keinginan Areta ditentang oleh kedua orangtuanya. Namun ketika ada surat tugas
dari sekolah, bahwa Areta perlu melakukan riset ke Musium Trinil, kedua
orangtuanya terpaksa mengizinkan. Areta menjadi duta sekolah untuk mengikuti
lomba karya tulis ilmiah bidang sejarah. Maka dengan pengawalan ketat supirnya,
Areta pergi ke Trinil.
Saat
bertemu dengan neneknya, nenek Maheswari, Areta bisa memahami mengapa
orangtuanya tidak suka kalau ia dekat dengan neneknya. Ada sesuatu yang
misterius di balik penampilan aneh nenek Maheswari. Areta sungguh terbelalak
menemukan tengkorak Pithecanthropus di sebuah kamar khusus di rumah neneknya.
Menurut neneknya, tengkorak itu adalah saudara kandung ayah Areta. Dengan aroma
mistis yang menguar kuat di kamar tersebut, tanpa menunggu lama, Areta segera
berkemas dan pulang. (halaman 67)
Setelah
kembali pulang, Areta mendapat informasi dari Harry mengenai perkembangan baru
dugaan ayah Harry tentang keberadaan alien fosil Pithecanthropus. Areta kembali
bersemangat untuk kembali ke Trinil. Apalagi Harry pun merencanakan pergi ke
Trinil. Areta sangat berharap bisa berdiskusi langsung dengan Harry.
Keinginan
Areta menemukan jalannya, ketika sekolah mengadakan kegiatan study tour ke
Jogjakarta. Areta ikut rombongan sekolah naik kereta api berangkat dari stasiun
Gubeng, namun turun di Ngawi. Ia berhasil melobby ketua rombongan untuk
merahasiakan rencananya ini.
Di
Trinil, Areta kembali menginap di rumah neneknya. Ia disambut baik. Nenek Maheswari memperlihatkan
lagi tengkorak yang disebutnya sebagai anaknya, dari pernikahan dengan Raja
Cahaya. Hal-hal aneh lain diungkap sang nenek, yang membuatnya tampak semakin
misterius.
Harry
Dubois ternyata benar-benar datang ke Trinil. Areta dan Harry bertemu. Keduanya
langsung asyik berdiskusi tentang Pithecanthropus. Areta pun menceritakan tentang
tengkorak Pithe yang dimiliki neneknya, juga gerbang aneh yang ada di belakang
rumah neneknya. Sayangnya, Harry tidak sempat menyelidiki. Dan Areta keburu
mengalami kejadian aneh dengan gerbang tersebut.
Pada
suatu malam, tampak pendar cahaya dari gerbang aneh di belakang rumah nenek
Maheswari. Sesosok tubuh tinggi dan kekar muncul di tengah cahaya. Sosok itu
lalu keluar dari tengah cahaya, melangkah menuju Areta yang bersembunyi di
balik rerumpunan bambu. Sosok itu menariknya dengan kuat menuju pusat cahaya.
Areta merasa sekujur tubuhnya diselimuti cahaya. Kemudian cahaya putih
membentuk sebuah lorong panjang, terbentang lurus di hadapan (halaman 123).
Kejadian
selanjutnya yang dialami Areta merupakan petualangan yang mencengangkan dan
menegangkan. Ia dibawa oleh Raja Pithe, yaitu Raja Blark, untuk dipersunting
sebagai permaisuri. Dan ternyata bukan Areta satu-satunya manusia yang ada di tempat
tinggal para Pithe itu. Apa yang selanjutnya terjadi, membuat pembaca terseret
dalam imajinasi yang tak terbayangkan.
Kisah
ini sangat menarik, karena menggabungkan sains dan fiksi, seraya dibalut unsur
sejarah dengan menampilkan lokalitas cukup kental. Salut kepada duet penulis
ini yang berani mengangkat tema yang tidak biasa. Menampilkan Pithecanthropus
sebagai alien merupakan terobosan imajinasi yang berani. Deskripsi detil
mengenai kecanggihan habitat para Pithe yang penuh dengan unsur futuristik,
memudahkan pembaca untuk menalar apa yang dimaksud dalam cerita ini.
Ada
pesan menarik yang tersirat mengenai campur tangan manusia dalam merusak
ekosistem di alam ini. Betapa pentingnya kita menjaga keseimbangan alam. Karena
beragam musibah seperti: banjir, tanah longsor, gunung meletus, banyak yang
terjadi karena ulah manusia. Begitupun peperangan, efek bom nuklir, kebakaran
hutan, dan lainnya. Bumi sedang sekarat, dan semua itu tak lepas dari
keserakahan manusia (halaman 131).
Meski
ada bagian-bagian yang kurang maksimal penjelasannya, semisal tentang dimensi
waktu, tentang siapa orang-orang yang mengelilingi cahaya saat Areta dibawa
pergi, dan pengembangan karakter yang kurang tergarap baik, namun kisah ini
merupakan sebuah langkah maju dalam dunia fiksi. Sebuah novel sci-fi menarik
yang ditulis oleh penulis lokal, sangat patut diapresiasi. Dengan tampilan
cover yang elegan, novel ini layak direkomendasikan kepada para penyuka science fiction.
#Resensi ini dimuat di media duajurai.com pada hari Minggu, 8 Februari 2015 dalam dua bagian
#Resensi ini dimuat di media duajurai.com pada hari Minggu, 8 Februari 2015 dalam dua bagian
5 comments:
Ups..spoiler di paragraf awal..hahahhaa...aku skip ah... ini kan novel thriller..gak seru kalo baca bocoran.
Dirimu berapa lama sih menyelesaikan bacaan? Cepet banget reviewnya nongol
Nover thriller ya mba, wah pasti seru critanya
Reviewnya bagus mba
Blognya cakeep
Mbak Ade, kebanyakan ya, sinopsis ceritanya.. hehe.. nggak kok, nggak aku bocorin bagian yg paling seru-nya..
Wah, review aku mah lelet banget, Mbak.. ini dah lamaaa nggak nge-review..
Mbak Nefertite, makasiii yaa dah mampir dan menjejak..
Alhamdulillah blognya cakep, ada yg ngebikinin.. hehe..
Post a Comment